MEDIA RADIO



MEDIA RADIO
Pengembangan Media dan Sumber Belajar PAI
Dosen Pengampu: Dr. Sukiman, S.Ag.


           
DISUSUN OLEH:
ALFA NURFADHILA SHIAMY
16410031



JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2017

 
Radio               : MQ FM Yogyakarta (92,3 fm)
Penceramah     : Ustadz Abdullah Gymnastiar
Tema               : Qana’ah
Senin, 11 Desember 2017 pukul 05.00-06.00
REVIEW ISI
Allah SWT adalah Maha Pemberi Rezeki. Dari mulai dalam kandungan sampai saat ini, Allah selalu melimpahkan rezeki kepada manusia. Rezeki bukan hanya berbentuk harta, tetapi dari mulai ujung rambut sampai ujung kaki merupakan pemberian yang harus disyukuri. Apalagi jika mempunyai harta yang cukup. Sebagai umat Islam, harus selalu bersyukur atas nikmat dan rezeki yang diberikan Allah SWT dalam bentuk apa pun, dari mulai kesehatan, harta, serta apa yang dapat dilakukan di hari ini harus selalu disyukuri.
Banyak yang sudah diberikan rezeki oleh Allah namun jarang yang memiliki sifat qana’ah, merasa cukup atas nikmat Allah. Padahal jika umat Islam meraihnya, ia seakan-akan memiliki dunia dan seisinya. Jika memilikinya, ia tidak akan tamak pada harta orang lain dan juga selalu ridha dengan keteapan Allah, itulah yang terbaik.
Manusia seringkali tidak qana’ah, lupa terhadap nikmat yang Allah telah berikan, karena pada umumnya manusia melupakan dan selalu merasa kurang dengan apa yang mereka miliki. Hal tersebut yang menimbulkan perasaan iri dengki terhadap nikmat yang orang lain punya, dan menjadikan hidupnya tidak merasa tenang.
Qana’ah merupakan sifat terpuji yang harus dimiliki oleh umat Muslim baik yang kaya maupun yang belum kaya. Tidak ada di dunia ini manusia yang miskin, lawan kata kaya adalah cukup. Seperti dalam surat an-Najm ayat 48, “dan sesungguhnya Dialah yang memberikan kekayaan dan kecukupan”. Jadi jangan merasa miskin, karena yang ada di tubuh kita merupakan kekayaan yang Allah berikan. Rasulullah SAW telah mengajarkan bagaimana seharusnya menyikapi harta dengan sikap qana’ah. Wujud dari sikap qana’ah adalah merasa cukup dengan yang telah Allah berikan kepada kita, tidak iri atas nikmat orang lain dan tidak rakus dalam mencari harta benda dengan menghalalkan segala cara.
Bagaimana sih ustadz agar kita selalu qana’ah?
Pertama, selalu yakin bahwa setiap makhluk mempunyai rezeki masing-masing. Dalam surat Hud ayat 6, Allah berfirman:
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)". (Q.S. Hud:6)
Setiap manusia mempunyai porsi rezeki masing-masing dan semua rezeki dari Allah hanya titipan. Kita harus belajar dari tukang parkir,
Kedua, rezeki sudah ada, bagaimana cara kita meraihnya. Seperti dalam surat at-Thalaq ayat 2-3:
... وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ... الأية (3)
“... Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar (2). Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya ...(3)”. (Q.S. at-Thalaaq: 2-3)
Jika kita percaya pada janji jaminan Allah, maka Allah akan mencukupi. Rezeki Allah datang darimana saja, dari tempat yang tidak diduga, tidak disangka. Maka yakinlah bahwa manusia mempunyai rezeki masing-masing. Hanya bagaimana kita meraih rezeki tersebut, dengan bertaqwa atau tidak. Jika kita bekerja dengan ibadah dengan mengikuti perintah Allah, maka Allah akan menunjukkan rezeki kita. Pasti kita akan ketemu rezeki tersebut, yakin pasti dipertemukan oleh Allah SWT. Perkayalah hati kita. Jika hatinya merasa cukup maka rezekinya pun cukup. Jadilah orang yang patuh kepada Allah, waktunya adzan utamakan solat. Jika itu rezeki kita pasti datang.
Ketiga, rezeki yang dijanjikan. Dalam surat Ibrahim ayat 7 Allah berfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (Q.S. Ibrahim:7)
Jika kita bersyukur atas apa yang dimiliki, Allah menjanjikan akan menambahkan rezeki kita. Jika kita selalu bersyukur, ibaratnya diatas kita ada teko, walaupun gelasnya kecil tidak pernah berkurang, jika dibagikan kemana-mana tidak berkurang dan akan bermanfaat. Jika kita bersedeqah, maka rezeki kita tidak akan berkurang. Tidak penting kelihatan banyak uang, yang penting banyak manfaat dari rezeki kita.
Kita harus yakin bahwa yang membagikan rezeki adalah Allah, selain Allah adalah jalan dalam mendapatkan rezeki. Jangan meyakini adanya rezeki selain dari Allah. Allah adalah sumber rezeki.  Jika diberi rezeki maka bersyukur, jika sedang ditahan maka harus bersabar, jika diambil oleh Allah harus ridha. Jangan iri dengki, ingatlah bahwa rezeki itu hanya titipan Allah.
REVIEW SIARAN
Radio merupakan alat elektronik yang digunakan sebagai media komunikasi dan informasi. Penggunaan media radio tidak terlepas dari prinsip komunikasi karena radio adalah sarana komunikasi dalam menyampaikan informasi atau pesan dari satu sumber kepada pendengarnya.
Media radio dalam pembelajaran dapat berperan sebagai suatu kegiatan yang mandiri, atau sebagai pelengkap media utama lainnya, ataupun sebagai media utama yang dibantu media media lainnya. Contohnya, media radio dijadikan media pembelajaran utama dibantu dengan pengunaan  buku teks untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Media radio sangat bermanfaat dalam dunia pembelajaran sehingga pemanfaatannya dibagi menjadi tiga model, yaitu:
1.      Terintegrasi dengan media cetak
2.      Terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran di kelas
3.      Model pembelajaran interaktif
Media radio dapat dijadikan pembelajaran jika memenuhi beberapa kriteria, yaitu: jika siarannya sesuai dengan materi pembelajaran di kelas, cara pengemasannya untuk peserta didik dan disesuaikan dengan jenjang peserta didik.
Menurut saya, program dalam MQ fm sangat cocok untuk pembelajaran mandiri. Karena dapat menambah wawasan peserta didik dan menjadikan peserta didik lebih memahami materi yang akan dijelaskan pendidik dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
            MQ fm merupakan radio Islam yang menyajikan pengetahuan-pengetahuan Islam didalam programnya. Mulai dari ceramah sampai berbicang bersama. MQ fm selalu memulai programnya dengan musik atau instrumen Islami. Pada pukul 05.00, MQ fm menyajikan program yang bernama manajemen qalbu pagi yang berisi ceramah dari ustadz Abdullah Gymnastiar yang berisi pengetahuan Islami dalam kegiataan sehari-hari. Dan dalam program ini sangat cocok untuk dijadikan dalam pembelajaran PAI, karena materi yang disajikan sesuai dengan pembelajaran di kelas. Contohnya, meteri qanaah sesuai dengan materi pelajaran Aqidah Akhlak kelas X semester ganjil. Pengemasan ceramah tersebut juga mudah dipahami serta disesuaikan dengan ayat al-Qur’an dan hadits.
            Jadi, dengan mendengarkan siaran Islami di radio dapat menambah wawasan peserta  didik dan menjadikan peserta didik aktif dalam kegiatan pembelaran di kelas.


Komentar

Postingan Populer